Sejarah Invoker



Pada awalnya, semua orang mengira bahwa suatu sihir memerlukan sebuah tongkat sihir, perlengkapan sihir, ataupun ritual-ritual sihir. Namun pada kenyataanya sihir adalah seni dari ingatan. Maksudnya adalah bagi mereka yang memiliki ingatan yang kuat maka mereka berpotensi menjadi penyihir yang hebat. Untuk penjelasanya yang lebih rinci tentang sihir, sebenarnya mereka hanya perlu mengingat mantra apa yang harus di ucapkan. Ya mungkin terlihat simpel, namun sebenarnya mereka itu sangatlah kompleks. Bagaimana tidak, mantra-mantra itu sebenarnya adalah bahasa yang tidak pernah mereka gunakan sebelumnya, atau mungkin mantra-mantra itu tidak bisa kita sebut sebagai bahasa, dan terlebih dalam mengucapkanya haruslah sangat detail dan tepat, seperti kita mengucapkan kata "esa" haruslah mengucapkan kata "esa" dengan cara pengucapan yang benar, karena jika tidak maka mereka tidak akan dapat menggunakanya. untuk mempelajari lebih dalam tentang mantra baru bukanlah hal yang dapat diremehkan, mereka butuh banyak percobaan dan perhatian yang sangat sangat besar. Bagaimana tidak, bayangkan jika seseorang sedang mencoba mengucapkan mantra baru dengan tujuan penyembuhan, namun ia mengucapkan mantra yang salah dan malah akan menyebabkan sesuatu yang buruk . Kesulitan dalam belajar sihir itulah yang menjadikan seseorang yang dapat menguasai banyak mantra dapat dikatakan jenius, atau mengerikan.

Pada kaum penyihir, mereka dituntut untuk dapat menguasai sekurang kurangnya tiga mantra - paling banyak empat. Namun biasanya ketika mereka menguasai dua saja mantra mereka merasa sangatlah senang, dan bukanlah hal yang cukup membanggakan pada kaumnya jika mereka hanya dapat menguasai satu mantra. Maka dari itu mereka perlu memiliki buku mantra (grimoires) supaya jika mereka lupa mereka dengan mudah dapat membacanya.

Tetapi pada suatu hari ada salah seseorang pelajar sihir yang menujukkan bakat yang luar biasa, memiliki kepintaran yang luar biasa dan ingatan yang sangat kuat. Bahkan pada kala itu ia bukan saja telah menghafal empat ataupun lima mantra, tetapi setidaknya ada sepuluh lebih mantra yang telah ia hafalkan, dan ia dapat menggunkannya dengan mudah. Ia pun terkenal dengan sebutan Invoker.

Invoker tumbuh menjadi penyihir yang sangat hebat. Di masa dewasanya banyak sekali mantra yang telah ia coba dan hafalkan, namun ia tidak pernah puas. Sehingga ia perlu menghapus mantra-mantra yang menurutnya tidak berguna sehingga ia dapat menggunakan ruang ingatanya untuk mantra-mantra yang lebih berguna. Ambisiusnya itulah yang membawa ia pada suatu mantra yang sangat hebat yaitu Sempiternal Cantrap, sebuah mantra keabadian. Tentu saja ini bukanlah mantra yang asing. Sebab sejak awal berdirinya dunia ini, para penyihir yang telah menggunakan mantra ini sampai saat ini dipercaya masih berada di sekitar kita (walaupun jika ia telah hancur menjadi berukuran atom tetapi masih tetap hidup).

Banyak penyihir yang hidup abadi, tetapi hampir seluruhnya mereka menyembunyikan identitasnya dan takut untuk mengakui kekuatanya. Tetapi tidak untuk Invoker, ia tidak pernah takut, karena menurutnya ia adalah penyihir yang telah paling banyak belajar sihir. Termasuk sihir untuk menghibur dirinya sendiri sampai akhir dunia.

Menurut Aurel (Gyrocopter) umur Invoker adalah seratus kali dari umurnya sendiri.
Menurut Strygwyr (Bloodseeker) darah Invoker rasanya asam, tanpa alasan yang jelas.
Puck memiliki satu mantra yang ia pelajari dari Invoker sejak waktu yang lama.

Jangan lupa like fanspage kami di Kampus Dota 2 kalau gak mau ketinggalan

No comments:

Post a Comment